Senin, 16 Agustus 2010

Mencintai Tanpa Alasan

Mencintai Tanpa Alasan..


Hello, readers.

Entah kenapa saya ingin sharing sedikit tentang.. cinta. lagi.
BUKAN! Ini bukan tentang orang yang saya cinta atau apapun itu. Saya hanya ingin sedikit berbagi mengenai pandangan saya pada cinta itu sendiri. Secara umum. Tidak spesifik.

Well, saya tidak bisa menjajikan post kali ini untuk tidak menjadi mellow, tapi saya akan mengusahakannya. Jujur, saya juga sudah lelah jika harus menjadi penulis mellow terus menerus ;P.

Apa yang anda fikirkan ketika orang bertanya mengapa anda mencintai seseorang? Mungkin anda sudah mempersiapkan 1001 jawaban mengapa akhirnya anda memutuskan mencintai orang itu. Atau memilih orang itu sebagai pendamping anda. Saya pernah begitu. Sebelum akhirnya saya menyadari bahwa cinta yang sesungguhnya harus tanpa alasan. Cinta yang beralasan bisa dengan mudah disanggah. Sedangkan cinta yang tanpa alasan tidak bisa dipertanyakan ataupun diperdebatkan. Itu ada, karena hati. Itu tumbuh karena ketulusan. Murni. Tanpa alasan.


Saya tahu pasti, bahwa menikah ataupun menjalin hubungan memang harus dengan pertimbangan-pertimbangan yang logis. Tapi cinta itu sendiri, yang berasal dari hati, tidak akan pernah bisa dibohongi. Apalagi diberi alasan. Ketika ditanya akan alasannya, banyak orang menjawab karena fisiknya, karena baiknya, dan lain lain. Tapi apabila semuanya itu direnggut, akankah mereka masih tetap mencintai orang itu? Ketika fisiknya berubah cacat, ketika sifat buruknya mulai keluar, ketika kekayaan yang dia punya direnggut oleh Yang Maha Kuasa, ketika dia berubah dari remaja segar bugar menjadi orang tua uzur, keriput, bau tanah, akankah anda masih tetap mencintainya seperti sediakala?

Itulah 'alasan' yang saya maksud. Kebersediaan untuk menerima orang yang anda cintai apa adanya. Bukan ada apanya. Alasan-alasan yang anda kemukakan pertama kali mulai jatuh cinta bisa saja dibalik, direnggut, dihancurkan. Tapi cinta yang tulus akan tetap ada, tetap tumbuh bahkan berkembang. Tidak akan layu sekalipun orang yang anda cintai berubah 180 derajat.

Tahukah anda, itulah hal yang sesungguhnya paling dicari. Bukan manis di awal, tapi manis selamanya.

Maka saya tidak terlalu mengagung-agungkan status. Selama hati saya masih bergetar, selama cinta itu masih ada, selama saya yakin saya bisa menerima seseorang apa adanya, saya bisa pastikan bahwa saya resmi jatuh cinta.

Itu pendapat saya. Bagaimana menurut anda? :)

0 komentar:

Posting Komentar