Jumat, 30 Juli 2010

Cara Mendekatkan Diri kepada Tuhan Dalam Kesedihan

Mendekatkan Diri Kepada Tuhan Dalam Kedukaan Dan Kesedihan

Apakah saat ini Anda sedang mengalami kedukaan dan kesedihan? Apakah Anda kehilangan seseorang yang Anda sayangi sehingga Anda merasa kesepian? Apakah seseorang yang Anda sayangi yang ingin menghilangkan kebiasaan buruknya akhirnya mengecewakan Anda? Atau apakah Anda terbeban pada kehidupan orang lain sampai Anda tidak tahu apakah Anda bisa bertahan atau tidak?

Pada saat-saat seperti di atas menghampiri, kadang-kadang kita merasa sudah tidak bisa lagi bertahan hidup. Anda bertanya kepada diri Anda sendiri, apakah setiap hari akan seburuk ini? Apakah ini akan terjadi selama bertahun-tahun? Apakah hidup saya bisa lepas dari kedukaan dan kesedihan ini?
Ya, pada saat seperti ini Anda rindu untuk mendekatkan diri kepada Tuhan supaya Anda nyaman dalam menghadapi kedukaan dan kesedihan, tetapi Anda tidak tahu bagaimana memulainya. Caranya sangat sederhana, sangat mudah, tetapi mengherankan jika Anda kesulitan menjalaninya.
Jalan itu adalah Buku Alkitab — janji Tuhan kepada Anda. Semua halamannya memberkati, seperti kolam-kolam emas sinar matahari yang menyinari hutan. Itu merupakan janji Tuhan yang bersinar seperti bintang-bintang di malam yang paling gelap. Halaman-halaman itu dipenuhi oleh kata-kata yang menakjubkan dan sangat berarti.
"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu."
"tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."
"Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu."
Benar-benar kalimat yang sangat indah. Rangkaian kalimat di atas hanyalah tiga dari ratusan kalimat yang tersebar dalam buku tua yang hebat itu. Jika di zaman modern ini kita hanya bisa memangku Alkitab dan membukanya saat kita mengalami masalah, tindakan ini seperti yang kakek nenek kita lakukan dulu — membukanya secara acak. Itulah sebabnya mengapa kita sulit berpindah ke halaman lain tanpa menemukan sesuatu yang berharga di dalamnya.
Mungkin benar bahwa Anda telah sampai di "ujung tanduk" dengan seseorang yang Anda sayangi. Mereka mungkin sudah berkali-kali berjanji untuk berubah dan menjadi lebih baik. Tapi mereka terus saja mengecewakan Anda. Apa lagi yang dapat Anda lakukan untuk mereka?
Tempat yang tepat untuk meletakkan kekhawatiran Anda sendiri dan kesalahan orang yang Anda kasihi adalah di tangan Bapa. Karena tangan itu senantiasa terulur untuk Anda setiap saat.
Ingatkah Anda sewaktu Anda masih kecil? Anda bangun di malam yang gelap dan melihat sebuah bayangan yang menakutkan di dinding. Bayangan itu mungkin disebabkan sinar bulan yang bersinar melalui pohon-pohon dan Anda ketakutan melihatnya. Anda bangun dari tempat tidur dan lari menuju tempat tidur ibu Anda lalu berteriak, "Ibu, Ibu! Aku takut!"
Lalu dia melingkarkan lengannya dan memeluk Anda dengan penuh kasih. "Jangan takut," katanya. "Ibu di sini, sayang. Jangan takut." Kemudian Anda tertidur lelap lagi, semua air mata Anda dihapus dengan tangan yang lembut.
Saat ini Anda adalah anak Bapa. Saat Anda bangun di malam hari lalu rasa takut dan khawatir menyerang dan Anda berteriak "Bapa, Bapa, saya takut!" Bapa akan mengulurkan lengannya yang abadi merangkul Anda sambil berkata, "Jangan takut, anak-Ku. Aku di sini. Tidak ada yang perlu ditakutkan!" Lalu Anda merasa damai karena "Tuhan akan menghapus semua air mata"
Hidup Anda akan bebas dari khawatir dan derita jika Anda menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Hidup Anda dibebani dengan khawatir dan derita karena Anda tidak memercayakan semua itu pada Tuhan. Tidak ada yang begitu kecil bagi Tuhan jika itu mendatangkan kebahagiaan dan sukacita. Dia sudah berjanji kepada Anda.
Ketika Anda meletakkan masalah-masalah Anda ke tangan Tuhan, jangan pernah memintanya kembali. Pikirkan saja apa yang akan Anda dapatkan setelah Anda meletakkannya ke dalam tangan Tuhan! "Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu."
Suatu malam, seorang pendeta dibangunkan oleh dering telepon. Seorang duda yang tak dikenalnya, yang mengetahui namanya dari catatan gereja, meneleponnya. Satu-satunya anak perempuan duda itu yang masih berusia 7 tahun tewas tertabrak truk di jalan tol. Sang pengemudi tidak tahu bahwa dia sudah menabrak seorang anak dan pergi begitu saja.
Penabrak itu tak tahu apa yang dapat dilakukannya. Pendeta itu pergi ke rumah duda itu dan menemukannya dalam keadaan sangat bersedih. Tanpa sepatah kata pun, pendeta itu merangkulnya dan berkata, "Ayo keluar."

Cara Berkonsentrasi Pada Sesuatu Hal

1) Fokuskan diri anda hanya kepada satu arah/tujuan yang ingin anda capai, pikirkan hal itu secara berulang-ulang.

2) Yakinkan diri anda bahwa sesuatu tujuan yang anda capai itu sangaat beguna/bermanfaat bagi anda, sebab ketika anda yakin bahwa sesuatu itu berguna untuk anda. Anda akan dengan keras mengusahakan untuk mencapai tujuan tersebut.

3) Jangan hiraukan omongan orang-orang yangingin menjathkan anda, orang yang ingin menjatuhkan biasanya akan mengejek/menghina apa yang anda kerjakan.

Puisi Kebencian

Ini adalah puisi tentang kebencian
Antara aku dan dia (seseorang yang gak perlu disebut namanya

Awalnya aku mengganggapnya teman
Tapi, karena sepatah dua patah kata tentangku
Yang dia ucapkan ma aku

Menghancurkan hidupku

Sejak saat itu, aku merasa takut untuk menghadapi dunia
Merasa takut untuk bertemu dengannya, dengan teman-temannya, dengan semua orang
Membuatku menjalani hari-hari dengan kepala tertunduk
Membuatku merasa bimbang,
mana kawan dan mana lawan?
Membuatku merasa, semua orang menatapku
dengan tatapan kebencian

Kepercayaan diriku mulai terpuruk sampai ke titik nol
Keceriaanku berubah menjadi kemurungan
Membuatku yang sangat optimis menjadi super pesimis
Membuatku tidak dapat mempercayai siapapun lagi

Hanya dengan sepatah kata,
Mengubah tawa menjadi air mata
Mengubah canda menjadi isak tangis
Mengubah kepercayaan menjadi sebuah penghianatan

Aku bukanlah seorang yang pendendam,
Aku pun tak ingin menjadi seorang pendendam
Tetapi, mengapa teramat sulit bagiku untuk memaafkannya?

Ini adalah puisi tentang kebencian
Tentang aku
Tentang dia

Selasa, 13 Juli 2010

Berpikir Positif

Percaya atau tidak, sikap kita adalah cermin masa lampau kita, pembicara kita di masa sekarang dan merupakan peramal bagi masa depan kita. Maksudnya apa ? Ya, bahwa kondisi masa lalu, sekarang dan masa depan kita dapat tercermin dari bagaimana sikap kita sehari-hari. Camkan satu hal, sikap kita merupakan sahabat yang paling setia, namun juga bisa menjadi musuh yang paling berbahaya.

Bagaimana sikap mental kita adalah sebuah pilihan; positif ataukah negatif.

W.W. Ziege pernah berkata.”Tak akan ada yang dapat menghentikan orang yang bermental positif untuk mencapai tujuannya. Sebaliknya, tak ada sesuatupun di dunia ini yang dapat membantu seorang yang sudah bermental negatif.
Jika kita seorang yang berpikiran positif, kita pasti mampu menghasilkan sesuatu. Kita akan lebih banyak berkreasi daripada bereaksi. Jelasnya, kita lebih berkonsentrasi untuk berjuang mencapai tujuan-tujuan yang positif daripada terus saja memikirkan hal-hal negatif yang mungkin saja terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.

Kehidupan dan kebahagiaan seseorang tidaklah bisa diukur dengan ukuran gelar kesarjanaan, kedudukan maupun latar belakang keluarga. Yang dilihat adalah bagaimana cara berpikir orang itu. Memang kesuksesan kita lebih banyak dipengaruhi oleh cara kita berpikir.
Ingat perkataan Robert J. Hasting, “Tempat dan keadaan tidak menjamin kebahagiaan. Kita sendirilah yang harus memutuskan apakah kita ingin bahagia atau tidak. Dan begitu kita mengambil keputusan, maka kebahagiaan itu akan datang”.

Dengan bersikap positif bukan berarti telah menjamin tercapainya suatu keberhasilan. Namun, bila sikap kita positif, setidak-tidaknya kita sudah berada di jalan menuju keberhasilan. Berhasil atau tidaknya kita nantinya ditentukan oleh apa yang kita lakukan di sepanjang jalan yang kita lalui tersebut.

Cara Melupakan Orang Yang Kita Cintai

Berpisah dengan orang yang pernah kita cintai memang sangat menyedihkan. Perasaan menjadi terombang-ambing, emosi menjadi tidak terkendali dan kadangkala tindakan kekerasan dapat dilakukan terhadap orang lain sebagai pelarian rasa sakit.

Namun sebenarnya hal-hal negatif tidak perlu terjadi, asalkan Anda lebih dapat mengontrol emosi serta merenung sejenak. Bahkan mungkin hubungan Anda bersamanya dapat berakhir sebagai teman setelah cinta Anda berdua usai.

Anda perlu tahu, Anda sedang berada dalam situasi putus cinta tahap ke berapa. Apakah sudah pada tahap siap memecahkan barang-barang, atau Anda sudah melakukannya? Atau mungkin Anda masih pada tahap meratapi cinta yang lalu.

Langkah berikutnya tergantung pada tahap apa yang sedang Anda alami. Jika Anda berada dalam tahap siap-siap untuk mengakhiri kisah cinta Anda, lakukanlah. Jangan tunda satu hari pun untuk menyembuhkan lukanya (atau luka Anda). Jika hubungan Anda sudah selesai, terimalah. Meskipun Anda bukan orang yang mengakhirinya, belajarlah dari pengalaman Anda dan cobalah untuk maju.

Apapun kondisi Anda. Akhirnya, tidak penting lagi apa yang dipikirkan orang lain, tetapi apa yang bisa membuat Anda tenang. Dan penting bagi Anda adalah masa-masa di mana Anda lebih memperhatikan diri Anda dibandingkan masa-masa Anda berduka.