Mendekatkan Diri Kepada Tuhan Dalam Kedukaan Dan Kesedihan
Apakah saat ini Anda sedang mengalami kedukaan dan kesedihan? Apakah Anda kehilangan seseorang yang Anda sayangi sehingga Anda merasa kesepian? Apakah seseorang yang Anda sayangi yang ingin menghilangkan kebiasaan buruknya akhirnya mengecewakan Anda? Atau apakah Anda terbeban pada kehidupan orang lain sampai Anda tidak tahu apakah Anda bisa bertahan atau tidak?
Pada saat-saat seperti di atas menghampiri, kadang-kadang kita merasa sudah tidak bisa lagi bertahan hidup. Anda bertanya kepada diri Anda sendiri, apakah setiap hari akan seburuk ini? Apakah ini akan terjadi selama bertahun-tahun? Apakah hidup saya bisa lepas dari kedukaan dan kesedihan ini?
Ya, pada saat seperti ini Anda rindu untuk mendekatkan diri kepada Tuhan supaya Anda nyaman dalam menghadapi kedukaan dan kesedihan, tetapi Anda tidak tahu bagaimana memulainya. Caranya sangat sederhana, sangat mudah, tetapi mengherankan jika Anda kesulitan menjalaninya.
Jalan itu adalah Buku Alkitab — janji Tuhan kepada Anda. Semua halamannya memberkati, seperti kolam-kolam emas sinar matahari yang menyinari hutan. Itu merupakan janji Tuhan yang bersinar seperti bintang-bintang di malam yang paling gelap. Halaman-halaman itu dipenuhi oleh kata-kata yang menakjubkan dan sangat berarti.
"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu."
"tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."
"Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu."
Benar-benar kalimat yang sangat indah. Rangkaian kalimat di atas hanyalah tiga dari ratusan kalimat yang tersebar dalam buku tua yang hebat itu. Jika di zaman modern ini kita hanya bisa memangku Alkitab dan membukanya saat kita mengalami masalah, tindakan ini seperti yang kakek nenek kita lakukan dulu — membukanya secara acak. Itulah sebabnya mengapa kita sulit berpindah ke halaman lain tanpa menemukan sesuatu yang berharga di dalamnya.
Mungkin benar bahwa Anda telah sampai di "ujung tanduk" dengan seseorang yang Anda sayangi. Mereka mungkin sudah berkali-kali berjanji untuk berubah dan menjadi lebih baik. Tapi mereka terus saja mengecewakan Anda. Apa lagi yang dapat Anda lakukan untuk mereka?
Tempat yang tepat untuk meletakkan kekhawatiran Anda sendiri dan kesalahan orang yang Anda kasihi adalah di tangan Bapa. Karena tangan itu senantiasa terulur untuk Anda setiap saat.
Ingatkah Anda sewaktu Anda masih kecil? Anda bangun di malam yang gelap dan melihat sebuah bayangan yang menakutkan di dinding. Bayangan itu mungkin disebabkan sinar bulan yang bersinar melalui pohon-pohon dan Anda ketakutan melihatnya. Anda bangun dari tempat tidur dan lari menuju tempat tidur ibu Anda lalu berteriak, "Ibu, Ibu! Aku takut!"
Lalu dia melingkarkan lengannya dan memeluk Anda dengan penuh kasih. "Jangan takut," katanya. "Ibu di sini, sayang. Jangan takut." Kemudian Anda tertidur lelap lagi, semua air mata Anda dihapus dengan tangan yang lembut.
Saat ini Anda adalah anak Bapa. Saat Anda bangun di malam hari lalu rasa takut dan khawatir menyerang dan Anda berteriak "Bapa, Bapa, saya takut!" Bapa akan mengulurkan lengannya yang abadi merangkul Anda sambil berkata, "Jangan takut, anak-Ku. Aku di sini. Tidak ada yang perlu ditakutkan!" Lalu Anda merasa damai karena "Tuhan akan menghapus semua air mata"
Hidup Anda akan bebas dari khawatir dan derita jika Anda menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Hidup Anda dibebani dengan khawatir dan derita karena Anda tidak memercayakan semua itu pada Tuhan. Tidak ada yang begitu kecil bagi Tuhan jika itu mendatangkan kebahagiaan dan sukacita. Dia sudah berjanji kepada Anda.
Ketika Anda meletakkan masalah-masalah Anda ke tangan Tuhan, jangan pernah memintanya kembali. Pikirkan saja apa yang akan Anda dapatkan setelah Anda meletakkannya ke dalam tangan Tuhan! "Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu."
Suatu malam, seorang pendeta dibangunkan oleh dering telepon. Seorang duda yang tak dikenalnya, yang mengetahui namanya dari catatan gereja, meneleponnya. Satu-satunya anak perempuan duda itu yang masih berusia 7 tahun tewas tertabrak truk di jalan tol. Sang pengemudi tidak tahu bahwa dia sudah menabrak seorang anak dan pergi begitu saja.
Penabrak itu tak tahu apa yang dapat dilakukannya. Pendeta itu pergi ke rumah duda itu dan menemukannya dalam keadaan sangat bersedih. Tanpa sepatah kata pun, pendeta itu merangkulnya dan berkata, "Ayo keluar."